Jumat, 12 Juni 2009

Kau tak boleh merajuk, hanya karena aku sedikit beranjak dari tempatku. Ketahuilah dinda, aku sangat memerlukan tenaga untuk mengajakmu berkelana, dan karenanya kupersiapkan sayap-sayap muda sebab siapa tahu sayapku yang mulai merapuh ini tak sanggup menghantarkanmu menuju danau barat (west lake) sebuah tempat yang menakjubkan, seperti yang pernah kujanjikan tempo hari padamu.

Lantas mengapa dalam beberapa hari ini kau diamkan aku yang selalu setia berada dibawahmu?

Sungguh, aku tak akan pernah berpaling darimu. Bila sekarang aku jauh darimu, sejatinya itu hanyalah soal jarak fisik semata. Tapi cobalah kau tenggok dikedalaman hatiku, dirimu telah menjadi (matahari yang bersinar setiap hari) prasasti yang abadi. 

Tapi bunga, jika dengan gersangnya kemarau yang kau suguhkan buatmu, membuat hatimu terpuaskan, maka tak ada kepasrahan yang melebihi dari pada keikhlasanku atas segala sikapmu. Yakinlah, dalam setiap helaan nafasku, selalu kuingin membuatmu damai, layaknya kedamaian bidadari yang tengah bercengkerama di dalam surga.

Kalau boleh aku meminta, wahai mimosa pudica-ku: jangan kau jadikan aku abu untuk kau terbangkan menjauh darimu….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar